Jumat, 08 Januari 2010

Workshop Pengembangan Pasar Seni Malang

Workshop Pengembangan Pasar Seni Malang
Dinas Pariwisata, Informasi dan Komunikasi
Balai Kota Malang, 10 Desember 2008


PENGEMBANGAN PASAR SENI
SEBAGAI ALTERNATIF DESTINASI WISATA BELANJA KOTA MALANG

Dr. Arif B. Wurianto
Peneliti dan Pengkaji Kebudayaan dan Pariwisata
Lembaga Kebudayaan Universitas Muhammadiyah Malang

ABSTRAK

Pendirian Pasar Seni dan pusat kerajinan dan souvenir sebagai destinasi wisata bukanlah hal yang sederhana, karena di dalamnya terdapat hal-hal yang saling berkaitan dan perlu penanganan yang menyeluruh (holistik). Hal yang tampak secara jelas adalah pemilihan dan penetapan lahan dan kawasan yang sudah tentu memiliki keterkaitan persoalan demografis, sosiologis, psikologis, kultural, religi, dan ekonomis. Hal yang kedua adalah akseptabilitas baik dari political will dari kalangan eksekutif maupun legislatif maupun dari masyarakat setempat. Hal yang penting adalah adalah kajian atas aspek ekonomi pasar dan kemasyarakatan.


Pengantar

Sebagaimana telah diketahui bahwa wilayah kota Malang memiliki keterbatasan dalam destinasi wisata, khususnya wisata panorama alam, baik gunung maupun pantai dan laut. Kota Malang hanya memiliki wisata khusus seperti wisata belanja, konvensi, sejarah, ekhibisi, dan city sight seeing. Oleh sebab itulah perlu dikembangkan destinasi wisata minat khusus dan pengembangan pariwisata berbasis industri dan jasa.

Melihat keterbatasan wisata kota ini, maka perlu dipikirkan sebuah konsep pengembangan wisata kota berbasis industri, pendidikan, dan perdagangan. Dengan demikian perlu disinergikan dengan aspek-aspek sosial - ekonomi dan kebudayaan yang lebih luas.
Kota Malang memiliki potensi yang cukup besar dibidang kepariwisataan kota. Sebagai bahan bandingan, khusus-nya dengan pengembangan pariwisata kota di Negara maju seperti Australia, pariwisata kota yang dikembangkan meliputi :
• Bangunan, Tower, Scenic, Jembatan
• Stasiun Kuno. Tram
• Museum dan Art Gallery
• Fair Day, Sunday Market, Book Fair
• Wildlife Park
• Performance Calendar
• Hotel
• Valley
• Sights walking tour
• Wisata Jalan
• Air Safari and Scenic Fligts
• Opal Market
• History and Heritage
• Museum Contemporary of Art
• Diorama Sejarah pada Mall (contoh : Queen Victoria Building)
• Arts in the City
• City explorer/Sightseeing
• Church and services
• The Arts Center
• Hunter Valley
• The National Aboriginal Cultural Institute
• Migration Museum
• Convention Center
• Village (history, heritage, hospitality)
• The Science Center
• Celebration Program
• Farm and House
• Historic Houses Trust
• Cultural Tours to Experience the diversity of our region
• Pub Tour

Berdasarkan hasil bandingan ter-sebut, maka tidaklah sulit untuk me-ngembangkan pariwisata kota se-bagai tujuan wisata kota Malang. Selain itu, potensi Malang sebagai kota Pendidikan dapat dijadikan dasar pengembangan wisata kon-vensi dan wisata ekshibisi yang cukup potensial.

Pasar Seni dan Pusat Kerajinan /Souvenir

Pendirian pusat kerajinan dan souvenir bukanlah hal yang sederhana, karena di dalamnya terdapat hal-hal yang saling berkaitan dan perlu penanganan yang menyeluruh (holistik). Yang tampak secara jelas adalah pemilihan dan penetapan lahan dan kawasan yang sudah tentu memiliki persoalan demografis, sosiologis, psikologis, kultural, religi, dan ekonomis. Yang kedua adalah akseptabilitas baik dari political will dari kalangan eksekutif maupun legislatif maupun dari masyarakat setempat. Hal yang tidak kalah penting adalah aspek eko-nomi pasar dan kemasyarakatan.
Sebagai gambaran umum, pembangunan pusat kerajinan dan souvernir paling tidak harus berkaitan dengan kegiatan usaha pariwisata seperti industrial show, trade show, dan scientific exhibition. Demikian juga keterkaitannya dengan MICE ( Meeting, Incentive, Conference and Exhibition ) dalam kawasan wisata konvensi.
Pemilihan kawasan di Kota Malang yang akan dijadikan pusat kerajinan dan souvernir juga harus mengalami sebuah sigi menyeluruh baik dari perspektif pengembangan kewilayahan, landscape kota yang dikembangkan dan beberapa hal teknis pemetaan wilayah yang bersinergi dengan aspek sosial ekonomi , transportasi, pasar, pemu-kiman, lingkungan alam, dan bu-daya.

Lingkungan Industri Wisata Konvensi, Kerajinan dan Pameran

Beberapa hal yang dapat didaftar sehubungan dengan rencana pe-ngembangan pusat kerajinan dan souvernir sebagai destinasi wisata belanja Kota Malang dalam beberapa hal adalah sebagai berikut :
A. Sinergitas Lokasi Tempat Pusat Kerajinan
1. gedung/pusat kerajinan, kon-vensi, dan ekhibisi
2. balai kota/town halls
3. pekan raya/ trade fairs
4. gedung pameran/exhibition halls
5. balai pertemuan instansi pemerintah/gouvernment function halls.
6. University halls
7. Hotel function halls
8. KADIN
9. Community centers
10. gedung pusat asosiasi
11. city hotels
12. airport, setasiun kereta api, terminal bus
B. Pusat-pusat Usaha Konvensi
1. Biro konvensi
2. Organisasi Penyelenggara Kon-vensi Profesional
3. Usaha Pengelola asosiasi
4. Usaha kawasan wisata
5. wisma perjalanan/ Incentives travel houses
C. Pusat-pusat Usaha Pameran
1. Profesionals Exhibition Organizers
2. Usaha Pameran Dagang
3. Usaha Pameran Ilmiah
4. Usaha Pekan Raya
5. Asosiasi Peserta Pameran Internasional
6. Asosiasi Desainer dan Produser Pameran
D. Usaha Jasa Angkutan
1. Perusahaan Penerbangan Komer-siil
2. Perusahaan Bus Wisata
3. Perusahaan Sewa Mobil
4. Perusahaan kereta api
5. Perusahaan Taksi
E. Organisasi Nasional
F. Usaha Akomodasi dan Makan Minum/Hospitality Industries
G. Usaha Makanan dan Minuman ( Food and Beverages)
H. Usaha Jasa Wisata/ Tours and Travel Companies
I. Perhimpunan dan Organisasi Internasional
J. Pusat Perbelanjaan/Shopping Centers
1. Usaha Aneka Kembang
2. Pusat Kerajinan Renda dan bordir
3. Pusat Kerajinan Emas dan Perak
4. Pusat Seni Rupa dan Lukis
5. Perancang dan Peragaan Busana
6. Pusat Mebel dan Perabot Rumah Tangga
7. Pusat keramik dan porselen
8. Pusat penjual barang serba adsa/department stores
9. Pusat asesori dan perhiasan
10. Pusat cindera mata dan hadiah
11. Pusat layanan kamera dan film
12. Pusat alat-alat Olah raga
13. Audio Visual Supplier Company
14. Galeri Busana Trendy dan Khusus
15. Minyak wangi dan kosmetika
16. Salon Kecantikan
17. Tukang cukur
18. Massage Parlours
K. Pusat Hiburan dan rekreasi
L. Perbankan

Model

Berkaitan dengan upaya-upaya/rencana pendirian sebuah tempat atau kawasan pasar seni, sebagai langkah awal adalah kajian model. Yang dimaksud adalah melihat sebuah pasar seni yang telah memiliki eksistensi sebagai pencitraan sebuah kota wisata. Ambil contoh Pasar Seni Ancol di Jakarta, Pasar Seni Sukawati di Gianyar Bali, Pasar Seni di Yogyakarta. Dari ketiga model tersebut dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikur.
Pasar Seni Ancol, merupakan pasar seni yang menyatu dengan kawasan wisata Pantai Ancol. Dengan demikian pasar seni ini merupakan bagian yang tak terpisahkan dengan destinasi wisata pantai. Meskipun pada mulanya sebagai tempat yang terintegrasi, tetapi seiring dengan perjalanan waktu telah menjadi icon bahwa kebutuhan konsumen dan interaksi seni di Jakarta dapat ditemukan di pasar seni Ancol. Kondisi seperti ini disebut pasar seni by Industrial Design.

Sementara itu konsep by Cultural Heritage Design dapat ditemukan di Yogyakarta. Peranan Kraton sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan seni, seniman dan kreativitasnya, sehingga pasar seni di Yogyakarta mendapat dukungan identitas Yogyakarta sebagai Kota Budaya dan Seni. Selain itu keberadaan Sekolah Seni sangat menunjang keberadaan ini.

Sedangkan Pasar Seni di hampir semua tujuan wisata di Bali dikembangkan berdasarkan konsep by Socio Cultural Design, sejalan dengan agama dan kebudayaan di Bali yang mengagungkan kehidupan seni sebagai bagian dari kehidupan beragama. Oleh sebab itu kehidupan seni tumbuh subur dan didukung oleh keindahan alam menyebabkan hampir semua pasar seni apakah du Ubud atau di Gianyar,dll. menyatu dengan berbagai destinasi wisata yang ada. Demikian pula kota memiliki sarana penyaluran dari berbagai bakat, keterampilan, dan jiwa para seniman. Pemerintah sudah tentu mendukung sepenuhnya dengan berbagai fasilitas dan promosi.

Sebagai bahan model, kondisi yang disebutkan di atas dapat dijadikan ancangan bagi pengembangan pasar seni di Kota Malang. Berbagai hal yang perlu dipersiapkan adalah sumberdaya, baik sumberdaya pasar, sumberdaya seniman, sumberdaya sarana prasarana, sumberdaya akses yang signifikan dengan berbagai destinasi wisata dan konvensi yang ada.

Penutup

Pembangunan dan pengembangan kawasan wisata dengan destinasi minat khusus belanja dengan pusat kerajinan dan souvernir harus memberikan dampak sosial ekonomi, sosial budaya dan lingkungan. Yang terpenting dapat memberikan dampak positif bagi kota Malang yang berkaitan dengan dampaknya terhadap penerimaan devisa, pendapatan masyarakat, kesempatan kerja, harga-harga barang , distribusi manfaat/keuntungan, kepemilikan dan kontrol, dampak pembangunan secara keseluruhan, dan pendapatan pemerin-tah.


Daftar Bacaan

Gelgel,I Putu.2006. Industri Pariwisata Indonesia. Bandung: Aditama.

Pitana, I Gede. 2005. Sosiologi Pariwisata. Yogyakarta : Andi.

Pendit, Nyoman S. 2006. Ilmu Pariwisata. Jakarta: Pradnya-paramita.

Pendit, Nyoman S. 1999. Wisata Konvensi. Jakarta : Gramedia.


----------o00-------------

Tidak ada komentar:

Posting Komentar